Akrab bagaikan sahabat karib tidak memungkinkan bahwa mereka bukan teman. Seperti kisah yang akan saya sampaikan bahwa teman terkadang tidak ada. Ketika musuh menyamar jadi teman maka kehancuran demi kehancuran akan ia lakukan demi merapuhkan hidup kawan. Kehidupan seperti ini memang ada nyatanya. Mungkin kau tidak melihatnya tapi ada yang merasakan itu.
Inilah kisah anak SMA like friend not friend. Diawali dari siswa yang bangun kesiangan jam setengah tujuh yang kemudian langsung ganti seragam sekolah tanpa mandi hanya cuci muka saja. Setelah semua rapi dan siap dia pamit kepada ibunya untuk pergi kesekolah. Pada saat ingin pergi kesekolah ternyata motor dia mogok. Ia berusaha menyalakan motor itu dan sampailah pada waktu 7:15. Akhirnya ia menelpon ayahnya untuk mengantarnya. Tiba ayahnya pukul 7:30 dan ia langsung minta diantar kesekolah.
Sampainya di dekat sekolah ia minta diturunkan ya karena motor yang sudah jelek dan tentu saja dia agak malu jika ada yang melihatnya. Kemudian dia bergegas masuk kesekolah. Beruntungnya dia pada saat itu gerbang sekolah terbuka dan satpam tidak ada. Ia pun langsung lari menuju kekelasnya sampainya disana pukul 8:00. Ketika ia masuk ke kelas ia tidak ketahuan karena pada saat dia masuk guru kelasnya sedang menulis materi di papan tulis. Dia pun langsung menerobos masuk tanpa permisi. Tidak lama kemudian kelas selesai. Dan seorang teman laki laki dia pun berkata hari ini pasti kamu jalan kaki dari rumah. Maka ia mengiyakan dan teman sekelasnyapun percaya.
Siswa yang telat sekolah tadi bernama arta dia seorang laki laki yang cenderung tidak percaya diri. Dan teman yang bertanya jika dia berjalan bernama astyo temen kelas 10 nya dulu. Cerita ini dimulai ketika Arta kelas 11 semester genap setelas ujian tengah semester.
Esok hari yang cerah Arta pagi pagi sudah berangkat sekolah dan disana belum ada seorangpun. Datanglah teman cewek sekelasnya yang bernama Sari. Sari mengatakan bahwa akan ada siswa baru dikelasnya. Kemudian Arta mengatakan bahwa siswa baru itu cewek apa cowok. Sari menjawabnya bahwa dia cowok berasal dari daerah yang sama dengan Sari. Datanglah siswa lain dia bernama Abadi dia mengatakan bahwa siswa baru itu cowok dia tinggi dan sangar wajahnya. Abadi aja kalah tingginya. Respon Arta biasa aja dia seperti tidak peduli akan anak baru itu. Bel masuk pun berbunyi dan segera semua siswa siap masuk kekelasnya. Semua anak dikelas Arta membicarakannya namun Arta tidak seperti mereka yang heboh.
Tiba dihari itu dimana anak baru itu masuk sekolah. Semua temen kelas Arta pada sok caper dengan anak baru itu mereka menyambutnya dengan penuh kegembiraan. Anak baru itu bernama Boy. Bel masuk berbunyi dan semua masuk kelas. Ketika itu Boy masuk dan ikut gengnya Abadi namun Efendi mengusirnya ia menyuruh agar Boy ikut dalam geng Arta. Arta adalah dan temennya merupakan sisa dari mereka yang membentuk geng. Kemudian Boy menuju baris tempat duduk Arta. Namun Riza temen segeng dengan Arta menyuruh Roni agar duduk dengan Arta. Karena Arta duduk sendiri biar Boy bisa duduk dengan Riza. Kemudian Boy menghampiri Riza dan duduk bersamanya. Mereka kemudian berkenalan satu sama lain. Dari belakang Boy mencolek Arta bermaksud ingin berkenalan. Arta dengan ekpresinya yang begitu sinis menengok kebelakang dan terpaksa berkenalan dengan Boy. Boy yang sok akrab dengan Arta kemudian bertanya tentang siapa yang berada di depannya soalnya mirip dengan temannya disekolahnya dulu. Tak ingin kalah Ronipun mewawancarai Boy selayaknya sudah akrab sejak lama.
Tiba dimana esok hari diadakan bersih bersih sekolah dengan percaya diri yang besar Boy ikut serta dalam kegiatan itu. Dan pada saat itu Arta bergabung dengan temen cewek mereka. Kemudian mereka mengejek kepada Nita agar tidak suka dengan Boy. Yana paling semangat ngompor ngompori Nita kalau mereka cocok menjadi pasangan. Widia juga mensupport yana juga Muna, Sari, dan Imah pun demikian. Setelah selesai bersih bersih Arta dan mereka kembali kekelas. Disana kemudian Boy menyusulnya kekelas mereka. Disana terlihat Arta sedang berbincang dengan Widia kalau Boy cukup menjadi saingan di geng mereka. Berdasarkan info yang Arta tahu kalau disekolahnya dulu Boy masuk top ten. Widia pun menanggapinya dengan serius, saingan baru ini mah mwkin ketat kata widia. Arta tidak hanya dengan Widia saja tapi juga dengan Yana, Sari, Nita, Aini, dan Imah. Tak lama kemudian Boy datang dan menghampiri mereka. Sok kenal sok dekat banget pokoknya si Boy itu. Boy mendekati imah katanya dia mirip dengan temannya. Mereka pun becanda bareng disusul sama Riza dan juga Roni.
Hari demi hari telah mereka lalui dan akhirnya Arta menerima Boy dalam gengnya itu. Mereka tetlihat kompak kemana mana selalu berempat. Dikelas Arta siswanya berjumlah 36 dimana cowoknya 13 orang dan sisanya cewek 23 orang. Dimana geng Abadi terdapat empat anggota geng Yoga empat anggota dan geng Arta empat anggota sisa satu orang bernama Aditya dia seperti benalu hidupnya. Ngikut geng sana sini hanya untuk menghancurkan kekompakan geng Arta. Tidak hanya cowok, cewekpun juga tidak kalah dimana ada geng cewek kaya, geng cewek cantik, geng cewek gengsi dan terakhir sisa yang bergabung dalam geng Arta baris duduknya dia adalah Yana, Nita, Muna, Anisa, Widia, Imah, Aini dan Sari. Berbeda dengan Yana dia itu anak sultan tapi bergaul dengan Widia yang hanya anak biasa sama seperti Arta dan temen temen lainnya. Mereka adalah anak IPA.
Hari itu guru matematika tidak hadir dikelas dia hanya menitipkan tugas kepada ketua kelas untuk dikerjakan dihari itu juga. Ketua kelas Arta adalah Yoga dimana Yoga dulu ternyata satu geng dengan Arta, Riza, dan Roni yang kemudian Yoga memutuskan untuk keluar dari geng mereka. Mungkin karena perbedaan kasta yang terlalu mencolok. Saat itu tugas yang diberikan guru matematika sulit karena belum pernah diajakarkan sebelumnya. Namun Arta sudah mempelajarinya sendiri jadi Arta sedikit tahu pada saat itu Boy duduk dengan Arta secara diam diam Boy menyalin jawaban Arta namun sebenarnya Arta mengetahuinya dan membiarkannya karena sengaja. Karena Boy disekolahnya dulu masuk top ten maka anak anak pada mendekati Boy berharap mendapatkan jawabannya. Dan Boy belagak bak pahlawan maka ia sengan PD nya memberikan jawaban yang ia salin dari Arta tadi. Ia mendapat banyak pujian dari anak anak dikelas itu. Kemudian Arta bertanya kepada widia tentang soal yang arta tidak mengerti dan kemudian arta dan widia bertukar jawaban. Widia bertanya kepada arta beneran Boy bisa arta hanya membalasnya dengan senyuman tipis. Disitu widia paham maksud dari senyuman Arta.
Hari demi hari berlalu hingga pergantian bulan pun mereka lewati bersama sama. Bagaikan seorang sahabat yang akrab dimana Arta selalu ada untuk temen temen segengnya. Tiba hari dimana Boy tidak masuk sekolah dan Imah menanyakan kepada Arta dimana dia. Namum Arta tidak tahu dimana Boy hingga tidak masuk sekolah. Pada saat itu imah mengatakan bahwa Arta bukanlah teman Boy. Pada saat Imah bersama Boy berkata bahwa Arta bukanlah temannya. Mendengar itu Arta sedikit kaget dan Arta mengatakan ke imah kalau dia sudah menganggap Boy sebagai temannya namjn ternyata boy tidak demikian. Mereka terlihat seperti sobat akrab jika dilihat lihat namun kenyataan tidak demikian. Apapun yang Boy katakan Arta tidak mempedulikannya sebab Arta tidak beranggap kalau setiap manusia harus bermusuhan. Sebenarnya Arta sudah mengetahuinya karena Boy akan menghubungi arta ketika boy dalam masa sulit. Dan Arta selalu ada didekatnya, membantu segala kesulitan Boy, namun pada saat jaya arta tidak terlihat diantara boy dengan yang lain.
Hari itu Arta sangat kecewa, dan dia tidak ingin berkata dengan siapapun dirumahnya ia mengurung diri. Hingga esok harinya ia berangkat sekolah dan boy juga sudah hadir hari itu arta tidak lagi bersama boy dan juga riza, roni. Mereka bertiga asik sendiri tanpa hadirnya Arta bahkan mereka makan bersama main bersama tanpa ada arta. Arta mengetahui itu kemudian ia tidak ingin mendekati mereka lagi tiba dimana roni mengatakan mengapa arta menjauh dari mereka. Arta menjawab katanya tidak kenapa, hidup memang harus ada perubahan. Roni kemudian mengatakan bahwa sekarang Arta berubah dan tidak lagi ingin berteman dengannya juga riza dan boy. Padah terbalik disini terlihat bahwa mereka bertiga telah meninggalkan arta tanpa alasan yang jelas. Pada akhirnya arta memutuskan untuk tidak lagi bergabung dalam gengnya dulu. Sekarang ia sendiri tanpa siapapun karena teman temannya ternyata tidak mengakuinya mereka sudah sibuk sendiri apalagi sekarang aditya masuk kedalam geng arta dulu.
Terkadang teman akan terlihat seperti musuh. Ketika kita sudah menganggapnya sebagai teman yang sejati disitu keaslian mereka akan terlihat. Seperti teman tapi dia bukan teman melainkan dia yang hanya bisa memanfaatkan. Sekian sampai disini ceritanya. Diangkat dari cerita yang sebenarnya tidak dibuat buat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar